Posted in Japan, Video

First Experience : Main Ski di Osaka – Japan!

Entah setan apa yang merasuki saya dan teman-teman saya sampai kami begitu ikhlasnya memilih mencoba main Ski sewaktu berkunjung ke Jepang. Beberapa hal yang seharusnya membuat kami tidak memilih mencoba Ski adalah:

  1. Ski di Jepang? Mahaal kakaa
  2. Main Ski itu harus meluangkan waktu seharian, untuk liburan dengan waktu yang sempit, maka akan membuat tujuan lain harus di eliminasi. Dalam arti lain, main Ski = tidak jadi berkunjung ke beberapa tempat = rugi
  3. Harus siap kedinginan super bazooka alias dingin banget. Yah.. combo antara dinginnya salju ditambah angin yang sangat kencang di bukit/gunung.

Tetapii.. list di atas tidak membuat saya dan teman-teman gentar. Motto kami adalah, mencoba Ski atau belanja! #heaaaa #pilihannyakokenak

Sebenernya traveler dengan budget terbatas tapi banyak maunya itu pusing banget ya. Mikirin harus ngeluarin biaya untuk Ski aja udah bikin pusing tujuh keliling, ditambah lagi harus nyari tempat main Ski yang paling efisien dan efektif dari Osaka. Karena ternyata yang banyak itu malah di deket-deket Tokyo daerah Nagano.. (mungkin ya), yang jelas waktu nyari tempat Ski terdekat dari Osaka ini susah-susah gampang dan udah jiper liat biayanya. Berbekal info dari sana-sini, akhirnya didapatlah nama “Biwako Valley” yang konon tempat main Ski terdekat dari Osaka atau Kyoto. Saya pun lalu memperkirakan biaya transportasi ke Biwako Valley dengan menggunakan hyperdia.com. Hyperdia.com ini recommended banget kok, temen saya yang punya (suka buat) trip spesialisasi Jepang pun menganjurkan menggunakan hypedia.com untuk cek transportasi selama di Jepang.

Biwako Valley ini terletak di Shiga Perfecture dan masih termasuk ke dalam Kansai region. Sebenernya, kalau masih banyak waktu, di Shiga juga banyak destinasi yang menarik seperti Lake Biwa yang terkenal. Namun apa daya, waktu yang saya punya waktu itu mefet banget. Ya udah lah, udah cukup bersyukur dengan bisa nyobain Ski. Namun, kesialan kecil akhirnya menimpa saya dan teman-teman saat itu. Ya apalagi kalo bukan salah naik train (lagi) yang berakibat harus membayar transportasi lebih gede dari yang udah diperkirakan. Huhuhu..

Jadi rute saya waktu itu, naik JR West Pass (beli one day JR Pass 2000 yen) dari Osaka, nyambung lagi naik kereta dengan harga 480 yen sampai Shiga. Seharusnyaaa… ga perlu beli JR Pass, bisa naik Nankai line aja yang one day passnya cuma 980 yen, terus baru sambung ke Shiga, hemat sekitar 1000 yen kaan.

Saya sangat menikmati perjalanan dari Osaka ke Shiga dengan kereta, meskipun harus transit dua kali. Mungkin inilah salah satu keuntungan tidak menaiki Shinkansen sang kereta super cepat, membuat kita bisa lebih menikmati pemandangan dalam perjalanan. Pemandangan di samping kiri saya adalah rumah-rumah tradisional dengan sisa-sisa salju di atap rumah. Sesekali pegunungan diselimuti salju menyembul dari balik perumahan-perumahan yang menyapa matahari yang kala itu bersinar cerah. Sedangkan pemandangan di sebelah kanan saya adalah lautan luas. Entahlah apa itu lautan atau sebuah danau saja, yang jelas kilauan air pantulan sinar matahari membentang di sepanjang penglihatan saya jika menoleh ke sebelah kanan. Kantuk pun saya lawan demi terus melihat pemandangan ini, terlelap sedikitpun saya tak tega 🙂 .

DSC_2696
Pegunungan di Shiga Perfecture
DSC_0645
Mobil-mobil dan gunung-gunung 🙂
DSC_0665
Dari balik jendela
DSC_0671
Sisa-sisa salju

Gerimis tipis menyambut saya sesampainya di Stasiun Shiga. Dari Stasiun Shiga hanya ada satu bus yang akan mengantar saya ke Biwako Valley dan bus itu cuma ada satu jam sekali. Waktu menunjukkan pukul 12.15 dan sesuai informasi yang saya dapat dari penduduk setempat yang kebetulan lewat, bus baru akan datang jam 13.00. Penduduk itu pun menyarankan saya agar tidak menunggu di luar karena udara sangat dingin. Dia menunjukkan restaurant terdekat, agar saya bisa menghangatkan badan. Baik banget *terharuh*. Angin sangat dingin membuat saya akhirnya ingin menuju ke restaurant untuk makan siang, ditambah gerimis yang tak kunjung berhenti menambah dinginnya menjadi tak terkira. Tetapi Allah maha baik dan maha adil bukan? Di saat sudah kelelahan nyasar, lapar, kedinginan, Dia memberikan Pelangi tepat di depan mata saya. Sebagai orang yang tinggal di perkotaan, saya jarang banget liat pelangi. Bisa dihitung sama jari, itulah mungkin kenapa saya suka mengunggu pelangi sehabis hujan layaknya menunggu jodoh di depan pintu KUA. Seumur hidup, pelangi di Shiga inilah pelangi yang paling besar dan paling dekaattt banget dengan mata saya. Di belakang pelangi adalah pegunungan (yang juga tampak sangat dekat) berbukit-bukit. Percis sekali dengan lukisan jaman SD hehe. Rasanya pengen meluk pelanginya! Pelangi kala itu sukses mebuat saya enggan masuk ke dalam restaurant dan membuat saya sibuk merekam video dan foto-foto sampai tangan keriput.

DSC_0662
Pak Supir tua yang ramah walaupun gak ngerti bahasa inggris. Tetep jujur pas uang yang saya kasih kelebihan ^ ^
DSC_0643
Hallo Pelangi! Terima kasih sudah muncul 🙂
DSC_0642
Saya dan Pelangi

Bus yang mengantar saya ke Shiga pun datang dan perjalanan dilanjtukan dari Stasiun Shiga ke Biwako Valley yang hanya memakan waktu 15 menit saja. Oh iya, bus ini cuma seharga 320 yen dan ternyata dekat 😛 (tapi sangat tidak disarankan untuk jalan kaki). Sesampainya di tempat Ski, saya dan teman-teman pun sibuk menghitung uang yang harus dibayar. Hikmah kedua, kalau masuk setelah jam 12 siang dapet discount.. horreeee! Tapi yang bikin jiper adalah, disaat orang-orang udah selesai, saya malah baru mau mulai main hahaha..

DSC_2695
Biwako Valley. Tempat main Ski paling dekat dari Kyoto atau Osaka

Kerempongan selanjutnya adalah sewaktu pake baju Ski. Oke, jadi yaa.. di tempat penyewaan, baju dan peralatan banyaakkk banget. Saking banyaknya saya jadi rempong sendiri mix and match warna apa yang oke buat baju, celana dan google apa yang supaya tetep oke dipake kalau pas difoto. Total lama waktu milih baju dan pake bajunya adalah: SATU JAM AJA KAKAAAA! Hahaha.. dasar amatir banget, mau main Ski apa pemotretan? Luna maya keles mba..

DSC_0672
Ribethhhhh
DSC_0678
ropeways

Kerempongan lain adalah, disaat sepatu ski sudah di dapat dan saya yaa mau ga mau harus make sepatu super rempong itu. Pas sepatu udah dipake, jalannya mirip robot gagal ga bisa jalan. Betis sakit, cara makenya susah, cara ngelepasnya pun ribet. Pesan saya adalah “Pipislah sebelum memakai baju ski dan banyak-banyak melafalkan doa Anti-Kebelet-Pipis”. Soalnya, sumpah ya, Rempoong! Ditengah susahnya jalan yang kaya robot dan kedinginan saya juga harus bawa peralatan yang untuk wanita letoy macam saya mah beraaaat huhuhu.. mamah aku mau pulang aja deh kalo gini caranya!

DSC_0680
view from above
DSC_2706
ini lagi jiper, mau main apa engga.. anginnyaaaa…

Saya menaiki cable car untuk mencapai tempat Ski yang letaknya di ketinggian dan kembali disuguhkan pemandangan yang memanjakan mata. Pelan-pelan cable car mendaki gunung yang dipenuhi oleh salju di sekujur tubuhnya. Sesampainya di atas, kembali lagi saya jiper. Ini siapa siik yang pasang kipas angina raksasa di atas gunung? Anginnya campur salju kenceng banget nepuk-nepuk muka.. mamaaahhh… T_T , mau pulang aja ke Bekasiii . Orang-orang pun bingung ngeliat saya dan teman-teman baru mau mulai main dimana yang lain malah udah pada selesai 😥

Pertama menginjakkan di salju tebal itu rasanya norak. Haaayyy… aku jalan di es lhoo! *sambil dadah-dadah ke kamera dan ada suara samar-samar suara dari gunung “ke ancol aja juga ada koq mba”. Lalu acara srimulat akhirnya di mulai, ya apalagi kalau bukan sekelompok orang Jakarta baru pertama kali main ski, boro-boro bisa seluncur, berdiri supaya gak jatoh aja susah banget. Sekalinya seluncur, mundur madep belakang kaya undur-undur hahaha.. madep depan doong, kameranya kan di depan kaka, haduh..malu aku malu pada semut merah. Tapi akhirnya saya dan temen-temen seseruan aja sampe cape ngetawain diri sendiri. Tips dari saya, jika niat banget main Ski, bawalah  sarung tangan yang kuat dan tahan air yaa.. karena dingin banget dan bakal basah kena angin salju.

DSC_0694
gak jalan-jalanT_T
DSC_0739
Maaf mba, mas, lagi pada nyari duit ilang?

Kejadian bodoh lainnya adalah, saking dinginnya saya dan teman teman saya semua ingusan meler gak berhenti dan karena di daerah bibir mati rasa, semuanya ga berasa kalau air keluar terus dari hidung, jadi saya ketawa sampe nangis ngetawain temen saya yang idungnya ingusan tanpa henti kaya orang cengo, tanpa saya bilang ke temen kalau hidungnya ingusan. Sementara temen saya juga ngetawain saya karena hidung saya sama-sama ingusan parah tapi saya juga ga sadar kalau air meler terus. Ngomong aja kayanya udah susah, berasanya bibir bengkak dan jeding saking dinginnya..

DSC_0756
yaa bole la dikit..
DSC_0706
akhirnya.. Foto-foto ajaa!
DSC_0789
Biwako Valley – Shiga

Bagaimanapun juga, lelah dan total damage saya terbayar dengan pengalaman seru ini. Tidak apalah membayar mahal untuk sesuatu yang tidak bisa diukur nilai pengalamannya. Jadi kalau nanti ada kesempatan main Ski lagi, mau kah? Jelas aja, mauuuuuuu!

additional Info:

  • web info biwako valley or here
  • JR west – One day Pass : 2000 yen
  • Train to Shiga : 480 yen
  • Bus from Shiga station to Biwako Valley : 320 yen
  • Midosuji Line : 230 yen
  • Ski entrance fee, rental Ski set, clothes set : 9800 yen.